KINIFAKTUAL | Seorang mahasiswa asal Jepang, Yūki Aizawa dari tim ZAWAWORKS, mencuri perhatian publik setelah memperkenalkan prototipe bra unik yang hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari pasangan pemakainya.

Bra ini dilengkapi sensor kecil pada bagian kancing, sehingga akses hanya diberikan kepada pasangan yang telah terdaftar dalam sistem. Konsep tersebut sontak menuai reaksi beragam di media sosial, dari kagum dengan inovasinya hingga menimbulkan perdebatan tentang privasi dan keintiman.

Meski sempat viral, Aizawa menegaskan bahwa karyanya tidak ditujukan untuk diproduksi massal atau dipasarkan secara komersial. Prototipe ini lebih ditujukan sebagai “inovasi fantasi” untuk mengeksplorasi tema-tema penting dalam hubungan modern, seperti kepercayaan, privasi, serta kedekatan emosional antara pasangan.

Selain itu, ide ini juga menjadi simbol bagaimana mode dan teknologi bisa dipadukan untuk melahirkan karya yang memancing diskusi sosial, meski terkesan tidak praktis untuk kehidupan sehari-hari.

Tujuannya bukan membuat produk yang benar-benar akan dijual, tetapi lebih kepada membuka ruang diskusi tentang bagaimana teknologi dapat memengaruhi cara kita memandang hubungan dan keintiman.

Karya kreatif tersebut menambah daftar panjang inovasi unik dari Jepang yang kerap mengaburkan batas antara imajinasi, teknologi, dan budaya pop.