Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Mahasiswa Adakan Diskusi Publik Beri Dukungan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

JAKARTA, NANGGROE.MEDIA | Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) menggelar Diskusi Kebangsaan dengan tema “Menyambut Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Kebijakan, Harapan, dan Dukungan Kaum Muda” pada Minggu 19 Oktober 2025, di Cafe Mie Aceh Samudra, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka bagi kaum muda untuk menilai arah kebijakan pemerintahan satu tahun terakhir, sekaligus memperkuat peran mahasiswa dalam mengawal pembangunan nasional.

Diskusi menghadirkan dua narasumber utama, yakni Edy Subroto (Pendiri Institut Kajian Strategis Nasional) dan Abdan Sakura (Peneliti di Indonesian Public Institute). Keduanya memberikan pandangan yang konstruktif terhadap capaian dan tantangan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam satu tahun masa kerjanya.

Dalam paparannya, Abdan Sakura menekankan pentingnya menilai kinerja pemerintahan bukan hanya dari hasil akhir, tetapi juga dari nilai dan arah kebijakan yang mendasarinya. Ia menilai bahwa meski baru berjalan satu tahun, sejumlah kebijakan strategis mulai memperlihatkan arah dan orientasi yang jelas.

“Pemerintahan ini perlu kembali mengokohkan visi dan misi yang pernah dijanjikan, yakni Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045. Dari situ kita bisa mengukur konsistensi antara visi, strategi, dan implementasi kebijakan,” ujar Abdan.

“Kalimat itu punya dua lapis makna,” jelas Abdan. “Pertama, ‘Bersama Indonesia Maju’ menekankan pembangunan yang inklusif dan tidak meninggalkan siapa pun. Kedua, ‘Menuju Indonesia Emas 2045’ menggambarkan imajinasi besar tentang posisi Indonesia di dunia soal daya saing, ilmu pengetahuan, dan kemandirian nasional.”

Menurut Abdan, visi tersebut kemudian dijabarkan dalam delapan misi besar atau Asta Cita, yang mencakup bidang ideologi, ekonomi, politik, hukum, pertahanan, sumber daya manusia, pembangunan desa, dan lingkungan hidup. Ia menilai, arah pemerintahan saat ini mencoba menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi, kedaulatan nasional, dan kemajuan sosial.

Abdan juga memaparkan sejumlah data terkait capaian program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran selama satu tahun terakhir, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).

Program MBG, dengan pagu anggaran Rp71 triliun di APBN 2025, baru terealisasi sekitar 18,3% hingga September 2025, menjangkau sekitar 5,58 juta penerima dari target 82,9 juta. Sementara PKG, dengan anggaran Rp3,4 triliun, telah dimanfaatkan oleh lebih dari 415 ribu warga di hampir seluruh provinsi.

Abdan menilai, meskipun capaian MBG masih jauh dari target, langkah awal ini sudah memberi arah konkret terhadap prioritas sosial pemerintah.

“Kita harus mengakui ada upaya serius untuk membangun sistem perlindungan sosial yang lebih luas. Namun, efektivitas dan kualitas pelaksanaannya masih menjadi pekerjaan rumah besar terutama soal pengawasan mutu makanan dan transparansi anggaran,” ujarnya.

Ia juga menyinggung kebijakan hilirisasi industri dan swasembada pangan sebagai dua pilar ekonomi yang tetap dipertahankan dari periode sebelumnya. Investasi baru di sektor hilirisasi mineral mencapai Rp128 triliun dengan 32 proyek yang sedang berjalan, sementara produksi beras nasional pada 2025 mencapai 91% dari target tahunan, didukung program perluasan lahan dan rehabilitasi irigasi.

Sementara itu, Edy Subroto menyoroti aspek ekonomi dan pembangunan nasional. Mengutip hasil survei Litbang Kompas, ia menyebut bahwa tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo–Gibran mencapai 80-81%, lebih tinggi dibanding awal pemerintahan sebelumnya.

“Angka ini tentu menggembirakan, tapi kita perlu kritis. Apa faktor di balik kepuasan publik ini? Apakah karena realisasi kebijakan, atau karena ekspektasi masyarakat yang masih tinggi terhadap kepemimpinan baru?,” kata Edy.

Menurutnya, apresiasi publik tersebut harus dijaga dengan memastikan kebijakan tetap berpihak pada masyarakat luas dan tidak hanya pada agenda politik jangka pendek. Ia juga menegaskan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam menjaga arah kebijakan nasional.

“Kaum muda harus hadir bukan sekadar jadi penonton, tapi jadi bagian dari proses koreksi dan pembaruan. Karena masa depan republik ini ditentukan oleh sejauh mana kita mampu mengawal arah kebijakan dengan kesadaran kritis,” tutup Edy.

Kegiatan yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh gagasan ini menegaskan komitmen Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) untuk terus mendorong partisipasi aktif mahasiswa dan generasi muda dalam pembangunan bangsa.

Koordinator Pusat Aliansi Mahasiswa Nusantara Agus Muliara juga menambahkan berbagai program pro rakyat Prabowo-Gibran yang harus mendapatkan dukungan penuh dari kaum muda, seperti MBG yang menghidupkan multi sektor ekonomi, sekolah rakyat untuk masyarakat miskin ekstrim, tambang rakyat, kenaikan gaji guru dan dosen, pemberantasan korupsi, leadership Indonesia di mata dunia dan banyak lagi lainnya, Diskusi diakhiri dengan seruan agar kaum muda tidak hanya menjadi pengamat, tetapi turut menjadi penggerak perubahan menuju Indonesia yang maju dan berkeadilan.

Berita Terhangat

Berita Daerah